Jumat, 03 Juni 2016

STRATEGI KOMUNIKASI MEMBANGUN KEMANDIRIAN PANGAN

OKTA SUSTININGSIH / 202310210311113 / AGRI VI A
Peran komunikasi pembangunan pertanian makin penting dalam mewujudkan swasembada pangan dan diversifikasi pangan sebagai landasan terciptanya kemandirian pangan dan ketahanan pangan yang andal. Kemandirian pangan hanya dapat terwujud jika pembangunan dilaksanakan atas prakarsa masyarakat sebagai bentuk kesadaran untuk membangun usaha tani modern dengan didukung strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Adopsi inovasi teknologi akan meningkatkan produktivitas dan kualitas produk, menekan susut, meningkatkan nilai tambah dengan pendekatan pemberdayaan dan partisipasi petani serta memperkokoh kelembagaan dan daya saing. Dalam pemberdayaan petani, pengembangan koperasi agribisnis komoditas tunggal seperti koperasi agribisnis padi atau jagung akan mempermudah transformasi informasi paket teknologi dan manajemen usaha tani dari berbagai sumber ke petani. Untuk membangun kemandirian pangan berbasis produksi lokal dan diversifikasi pangan dengan dukungan sistem komunikasi yang efektif diperlukan kebijakan pemerintah dengan mengembangkan pusat-pusat informasi pertanian pada sentra produksi sebagai kawasan pengembangan agribisnis (KPA).
Sistem informasi komunikasi berbasis koperasi dan modal sosial dengan pendekatan kemitraan dari semua stakeholders (pemerintah,pengusaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga sosial kemasyarakatan dan sebagainya) akan mempercepat terwujudnya kemandirian pangan daerah.
Kemandirian Pangan
Kebijakan yang berkaitan dengan keman dirian pangan telah mewarnai kebijakan pemerintah di bidang pertanian dan pangan sejak tahun 1970-an dan menjadi
sorotan sejak Kongres XI Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) dan Kongres Asian Society of Agri cultural Economist (ASAE)
di Bali padatahun 1986. Perhatian pemerintah terhadap kemandirian pangan yang makin besar ditandai antara lain dengan tema Hari Pangan seduunia tahun 2006 yaitu
Membangun Kemandirian Pangan Berbasis Pedesaan, mengiringi tema Hari Pangan Dunia yakni Investing in Agriculture for Food Security . Kemandirian pangan dapat ditelaah melalui empat aspek, yaitu kebijakan pangan nasional, swasembada beras, ketergantungan pangan impor, dan pemberdayaan petani (Suryana 2008).
Kebijakan Pangan Nasional
Jumlah penduduk dunia yang bertambah sekitar 30 - 75 juta/tahun pada tahun 2000 - 2030, diperkirakan akan membutuhkan tambahan serealia 1 miliar ton per tahun pada 2030, atau meningkat 59% dibandingkan dengan produksi serealia tahun 2000 (Nainggolan 2007). Untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri perlu dioptimalkan kinerja sistem ekonomi pangan, yang meliputi subsistem produksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga subsistem tersebut merupakan satu kesatuan dan saling berinteraksi secara berkesinambungan dengan didukung oleh input sumber daya alam, kelembagaan, budaya, dan teknologi. Proses ini akan berjalan efisien jika didukung oleh partisipasi masyarakat dan sistem informasi komunikasi pertanian yang efektif.
Swasembada Beras
Pemenuhan kebutuhan pangan nasional terutama beras telah menjadi perhatian
pemerintah sejak tahun 1950 dengan digulirkannya program Rencana Kesejahteraan Istimewa. Program tersebut diikuti dengan gerakan massal pada tahun 1960-an dengan memperkenalkan GerakanSwasembada Beras (SSB). Gerakan SSB dilaksanakan hingga tahun 1963 dilanjutkan dengan program Swasembada Bahan Makanan (SSBM) dan Bimbingan Massal (Bimas) atas dasar hasil penelitian Institut Pertanian Bogor di Karawang,Jawa Barat (Adjid 1998).
Ketergantungan Pangan Impor
Pusat Data dan Informasi Pertanian (2007) melaporkan, produktivitas rata-rata padi nasional masih rendah yakni 4,62 t/ha. Sementara itu, impor bahan pangan lainnya, terutama gandum makin meningkat, dari 3,52 juta ton pada tahun 2003 menjadi 4,49 juta ton pada tahun 2006. Kecenderungan peningkatan impor bahan pangan nonberas menunjukkan kondisi ketidakmandirian pangan nasional atau ketahanan pangan makin bergantung pada bahan pangan impor.


DAPUS
Rangkuti  Parlaungan A, 2009, STRATEGI KOMUNIKASI MEMBANGUN
KEMANDIRIAN PANGAN, Jurnal Litbang Pertanian, 28(2), 2009, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar